Di era serba digital, tentunya kaum millenial di Jakarta sering menghadapi dilema ketika memilih metode pembayaran. Tidak hanya pembayaran tunai, sekarang opsi metode pembayaran sudah mulai beragam, ada uang elektronik, ada dompet digital, ada juga cryptocurrency. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, tidak menutup kemungkinan adanya metode-metode pembayaran yang baru. Tulisan ini hanya berfokus pada pemilihan uang tunai dan uang elektronik.
9 dari 10 pengguna internet di Indonesia dikatakan memiliki akun e-money, salah satu alasannya adalah kemudahan dan juga promosi (jakpat.net).
Pada survei singkat yang kami lakukan pada jakartans belum lama ini, lebih dari 50% memiliki akun digital wallet di banyak platform. Dengan adanya promosi yang gencar dari platform E-money, dilema memilih pembayaran melalui cash ataupun e-money sangatlah wajar. Tentunya secara manusiawi kita akan memilih yang memberikan harga terbaik.
Nah disini, kami sedikit share sisi positif dan negatif pembayaran tunai lalu dibandingkan dengan pembayaran E-money
Plus dan Minus Pembayaran Tunai
Cash is King
Mungkin sering mendengar kata-kata ini yang menekankan bahwa punya uang tunai itu jauh lebih penting dibandingkan metode pembayaran lainnya. Salah satu alasannya adalah, uang tunai pasti diterima dimana saja. Berbeda dengan metode pembayaran digital yang tidak semua toko miliki, semua gerai pasti terima uang tunai.
Pembayaran dengan tunai diyakini mempunyai efek membatasi diri ketika belanja. Karena sulitnya membawa cash dalam bentuk banyak. Selain itu, mengutip dari easypay.co.id, penggunaan pembayaran cash juga tidak perlu mengkhawatirkan minimal pembelanjaan.
Untuk sisi minus, pembayaran dengan tunai cenderung sulit dalam urusan kembalian receh. Selain itu, susah untuk men-tracking history penggunaan uang tunai sampai dengan ke detail.
Plus dan Minus Pembayaran E-Money
Banyaknya promosi yang diluncurkan para platform akan menjadi nilai plus penggunaan E-money. Cashback dalam bentuk poin ataupun discount tentunya sangat menarik untuk dilirik. Disaat yang bersamaan, terkadang diskon ini jumlahnya sangat minimum.
Cashback 70% memang kadang menggoda, tapi jika di S&K tertulis maksimal cashback 25rb per transaksi per hari. Masih menarik kah?
Kemudahan pembayaran tanpa perlu memikirkan kembalian juga menjadi salah satu alasan kita perlu melirik pembayaran E-Money. Terutama kalau kita mau split bill , ga ada alasan lagi tuh pembulatan kebawah saat bayar .
Meskipun terlihat mudah, penggunaan e-money atau digital wallet ini tetap mengharuskan proses transfer dari bank ke akun tersebut, atau lebih dikenal dengan istilah top-up. Proses top-up ini umumnya dikenakan biaya sekitar 1000 / transaksi top-up.
Nah, setelah kita beberkan semua plus dan minusnya penggunaan tunai versus e-money, kira-kira para Jakartans tim apa nih?