Dulu tante saya selalu melarang keponakannya untuk mengenakan baju maupun kaus warna putih, alasannya simple, susah membersihkannya, walau dicuci berkali-kali nodanya susah hilang. Keluarga saya mengatakan bosan dengan baju putih karena di setiap acara saya selalu mewajibkan pakai baju warna putih. Pacar sebaliknya, bilang saya ‘ganteng’ kalau pakai baju putih. Sementara saya sederhana, menggunakan baju putih karena lambang elegan dan timeless.
Rebecca Bloomwood, tokoh fiksi karangan Sophie Kinsella bahkan punya kalimat pamungkas untuk menggambarkan betapa pentingnya baju putih itu. Bahwa kemeja putih adalah hak asasi mendasar umat manusia. Hal itu benar mengingat sejak kita masuk sekolah dasar hingga masuk usia pernikahan, kita semua menggunakan baju / kemeja warna putih. Interview untuk sebuah pekerjaan menggunakan baju putih, seragam magang pakai baju putih, shalat ied dan ibadah ke gereja atau synagogue pakai baju putih, dan semua perayaan-perayaan agama menggunakan baju putih. Jadi wajar kalau Becky mengatakan baju putih adalah hak asasi mendasar bagi umat manusia.
White Shirt is Basic Human Rights
Rebecca Bloomwood
Saya sendiri menyukai kemeja putih karena kesan yang ditimbulkannya, pertama karena baju putih memberi kesan elegant, kedua, karena ia tidak terpengaruh oleh mode fashion yang berganti-ganti, bisa dikatakan kemeja putih itu timeless.
Dikatakan elegan karena kemeja putih adalah simbol dari kelas sosial seseorang. Sejak ditemukannya pada abad ke 19 di era Victoria khususnya revolusi industry, kemeja putih di Inggris menjadi penanda kelas sosial. Istilah “white collar” “blue collar” muncul ketika seorang pria menggunakan kemeja putih. Jika kerah kemeja putih pria berwarna putih maka dikatakan pria tersebut berasal dari kelas atas atau pemilik usaha sementara ketika kerah kemeja putih pria berwarna gelap maka dikatakan laki-laki itu dari kelas pekerja.
Bagi penulis elegan yang dimaksud adalah kesan yang ditimbulkan ketika berfoto, kemeja putih menampilkan egalitarian dan equality sehingga semua sama di sebuah foto. Penulis selalu menawarkan kepada keluarga jikalau mau menghadiri acara tertentu maka pilihan kemeja putih adalah yang paling ideal, kita tidak repot memilih baju, semua orang boleh menggunakan berbagai macam model baju namun warnanya tetap harus putih, Alhasil foto-foto yang ditampilkan dari acara selalu elegan dan menawan.

Selain itu, baju putih juga tidak lekang oleh waktu, dalam arti kata timeless. Sejak ditemukannya pada abad ke 19 hingga abad 21 seperti sekarang, baju putih tetap ada dan bahkan semakin populer dan berkembang dengan beragam model. Mulai dari Audrey Hepburn di tahun 1940 hingga Julia Roberts di tahun 1990an keduanya menggunakan kemeja putih klasik yang anggun dan menawan. Pun dengan pria, Male Supermodel Garret Neff dan Millenial Influencer Cameron Dallas tak luput untuk menggunakan kemeja putih.

Para desainer sepertinya sudah sepakat jikalau kemeja putih, baik model plain untuk pria maupun untuk wanita adalah salah satu koleksi basic yang harus dimiliki di setiap wardrobe seseorang. Bahkan terutama pria, harus memiliki banyak kemeja putih untuk banyak keperluan, semisal kerja maupun yang lain. Karena kesan nya yang basic, kemeja putih bisa dipadu padankan dengan semua jenis bawahan maupun outerwear.
Di Indonesia sendiri popularitas kemeja putih melejit ketika Presiden Joko Widodo menggunakannya sebagai seragam keseharian kepresidenan khususnya ketika melakukan kunjungan kerja atau blusukan. Bahkan pada zaman Presiden Joko Widodo ini, kemeja putih dijadikan seragam resmi ASN ketika hari senin. Saya sendiri pun walau bukan PNS, tetap menggunakan baju putih setiap hari senin atau kapanpun saya mau. Kalau dilihat dari foto dibawah, siapa yang menggunakannya paling bagus, saya atau Pak Presiden.