Apakah Starbucks merupakan coffeeshop terbaik? Tergantung dari sisi mana kita melihatnya, jika anda pencinta kopi sejati mungkin akan membuang jauh-jauh coffeeshop Starbuck karena ambience nya yang sangat mekanis. Justru mungkin anda akan mendapati warung kopi sederhana di pinggir jalan dengan rasa dan ambience yang sangat kental dengan nuansa kopi. Tapi tunggu dulu, apa benar orang mencari coffeeshop untuk sekadar menikmati latte? Penelusuran The Jakartans menemukan ada banyak hal yang menjadi preferensi seseorang ketika mencari kedai kopi. Apa saja itu? Mari kita simak.
Di Jakarta, there are plenty, atau bisa dikatakan sangat banyak kedai kopi yang bisa ditemui, baik di mall, gedung bertingkat, hingga pedestrian dekat perumahan. Mulai dari Starbucks yang merajai kedai kopi di Jakarta, disusul Coffee Bean and Tea Leaf, hingga Filosofi Kopi yang kini menjadi trendsetter di Jakarta. Starbucks dan Coffee Bean selalu penuh tapi Filosofi Kopi juga tidak kalah riuh dengan pesanan cangkir cangkir kopi. Apa yang mendasari seseorang untuk memilih Starbucks dibanding Filosofi Kopi ataupun sebaliknya? Sarah salah seorang pengunjung Filosofi Kopi di Melawai mengatakan ia datang ke sana karena ingin melihat Chico Jericho secara langsung. Satu alasan yang membuat penulis mengangkat alis. Ada juga beberapa pengunjung yang ingin melihat secara langsung kedai kopi yang menjadi spot dari film Filosofi Kopi tersebut. Tapi ada juga Wira yang datang ke Starbucks bersama teman-teman kuliahnya hanya untuk ngomongin tugas kuliah.
Baik Wira maupun Sarah adalah orang-orang yang memiliki alasan kuat mengapa mereka memilih kedai kopi. Mulai dari taste, spot tempat, ambience hingga fasilitas wifi yang disediakan. Apakah pramusaji nya cantik atau ganteng bisa jadi alternatif seseorang memilih kedai kopi. Penelusuran The Jakartans menemukan setidaknya ada lima alasan seseorang memilih kedai kopi.
- Faktor Merek
Pertama, adalah faktor merek. Nama kedai kopi bisa jadi jaminan akan kualitas rasa dan layanan yang memuaskan dari sebuah kedai kopi. Faktor ini menjadi alasan kuat mengapa Starbucks maupun Coffee Bean di Jakarta selalu laris didatangi pengunjung. Starbucks dan Coffee Bean menjanjikan tiga hal yang membuatnya menjadi mezbah konsumen, rasa yang mantap, lokasi yang nyaman, dan fasilitas yang memadai (wifi). Elly, salah seorang pengunjung Starbucks selalu rutin mendatangi tempat tersebut untuk mengerjakan beberapa sidejob yang sedang ia kerjakan.

- Taste
Kedua adalah faktor rasa. Oke ada beberapa penikmat kopi yang merasa bahwa rasa Starbucks bukanlah rasa kopi melainkan rasa es krim, they prefer to settle, in one modest local coffeeshop. Saiful misalnya, mahasiswa salah satu perguruan di Jakarta ini menyebutkan dia lebih suka nongkrong di kedai kopi pinggir jalan favoritnya di Gandaria. Rasanya menurut dia sangat kuat karena didatangkan langsung dari beberapa tempat penghasil kopi di Indonesia. Ada sidikalang, gayo, lampung, toraja, bali dan jawa. Bagi Saiful duduk di kedai kopi tersebut walau tanpa sofa empuk, tanpa wifi dan banyak nyamuk bukan masalah. Faktor penting bagi Saiful, dia bisa menikmati rasa kopi yang enak diselingi isapan rokok dan obrolan dengan seorang kawan lebih menarik dibanding duduk di kafe mewah di mall.
- Location
Pemilihan lokasi juga menjadi pertimbangan bagi seseorang untuk memilih tempat minum kopi favorit. Entah kedai kopi itu berada di pedestrian, samping jalan besar atau didalam mall masing-masing punya kelebihan. Kedai kopi di kawasan Kemang misalnya, walaupun lokasinya tidak di dalam Mall, tetapi karena dekat dengan deretan toko-toko dan mungkin juga karena lokasinya yang pas untuk nongkrong, banyak orang memiliki kedai kopi di pedestrian. Ada juga yang memilih sebuah kedai kopi yang juga sekaligus menyediakan distro, barbershop, hingga studio tattoo.
- Fasilitas
Ini faktor penting yang tidak luput untuk di perhatikan. Tersedianya fasilitas umum seperti wifi dan colokan listrik menjadi satu nilai penting yang menyebabkan seseorang memilih kedai kopi. Tidak peduli apakah misalnya sebuah kedai kopi ternama namun tidak menyediakan fasilitas ini, maka dijamin sepi pengunjung. Kedai kopi J Co malah menyediakan donat gratis apabila pengunjung membeli minuman. Lisa salah seorang pengunjung kedai kopi astro di Blok M melihat adanya wifi adalah faktor penting. Dia bisa membeli minuman kopi atau teh sebanyak apapun asalkan tersedia wifi dan colokan listrik.
- Ambience
Membeli suasana, ini yang menjadi faktor pamungkas dari sebuah kedai kopi. Ingat dong Filosofi Kopi dari film dengan judul yang sama, atau Klinik Kopi yang menjadi lokasi shooting AADC 2. Keduanya adalah kedai kopi yang menjual ambience kepada pengunjung. Penikmat kopi bisa bertanya-tanya tentang kopi dan menjadin kehangatan dengan Barista. Jangan pernah berharap lokasinya semewah Starbucks dengan fasilitas mewah, bahkan Filosofi Kopi tidak menyediakan wifi di kedainya. Satu-satunya yang FilKop ingin tawarkan adalah suasana.

Dari kelima faktor ini, masih banyak sebenarnya faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi penikmat kopi dalam menentukan kedai kopi favoritnya. Misalnya faktor harga, masih banyak orang yang merasa membeli sachet nescafe seharga tiga ribu sudah sama dengan rasa latte Starbucks seharga tiga dolar. Yang menjadi pertanyaan, di abad 21 dimana coffeeshop dan barbershop menjadi tren dikalangan manusia urban Jakarta, sudahkah anda memiliki kedai kopi favorit, atau jangan-jangan anda tidak menyukai kopi, hehe.