“keren banget ke kedutaan, bikin visa ya” tanyaku “enggak, nganterin undangan” jawabnya. Akupun tersedak mendengarnya.
Ada salah satu joke yang bagi saya cukup menghibur. Ketika salah satu teman saya dengan bangga datang ke berbagai kedutaan besar, saya pikir ‘keren sekali ke kedutaan, pasti mau bikin visa’ walaupun pada akhirnya anggapan tersebut salah karena jawaban teman saya sebaliknya ‘nganterin undangan seminar’ saya hanya bisa tertawa mendengarnya. Oleh karenanya saya dan salah satu karib saya bertekad di tahun 2014 bahwa kita akan membuat passport dan bepergian ke luar negeri serta mengisinya dengan stamp imigrasi sebanyak-banyaknya.
Pada bulan Mei, tepatnya 9-12 Mei 2015, saya dan teman-teman berkesempatan untuk mengunjungi salah satu impian destinasi bagi warga Jakarta yang ingin berlibur yakni Singapore dan Malaysia. Letak geografis yang dekat, budaya yang hampir mirip serta harga yang terjangkau menjadikan kedua negara ini menjadi destinasi yang paling banyak diminati oleh warga Jakarta yang berpenghasilan pas-pasan dan suka bergaya seperti saya hehehe. Voila, cita-cita saya untuk mengisi passport dengan stempel imigrasi asing tercapai sudah.
Tulisan ini terbagi menjadi tiga bagian, bagian pertama adalah mengenai persiapan, bagian kedua mengenai perjalanan ke Malaysia dan bagian ketiga adalah perjalanan ke Singapore disertai dengan beragam bumbu kisah yang menarik lainnya. Anda tidak akan pernah menyangka bahwa dua botol bodyshop saya disita bagian imigrasi di Bandara, anda juga tidak akan percaya jam tangan fossil yang saya beli membuat saya di tahan di bagian imigrasi Singapore, anda juga tidak akan percaya saya membuang semua permen karet saya di tong sampah, bahkan nge cek hingga 5 kali apakah ada permen karet saya masih tersisa atau tidak. Semuanya ada dalam tulisan ini. Here it is.
Bagian Pertama, Persiapan.
Bagi anda warga Jakarta yang belum pernah bepergian ke luar negeri harap dicatat, ada banyak persiapan yang harus dilakukan. Sebenarnya tidak banyak sih, hanya satu yang krusial, yakni passport dan mungkin sedikit kemampuan anda dalam berbahasa Inggris. Bagi yang belum punya passport silakan segera membuatnya, siapa tahu rencana anda untuk bisa melanglang buana segera terwujud dengan membuat sebuah passport. Selain itu memilih apakah menggunakan agen perjalanan atau backpacker semua tergantung dari preferensi anda. Mengetahui semua adat istiadat dan peraturan yang berlaku di sebuah Negara juga menjadi nilai tambah.
#1. Membuat Passport.
Passport itu penting tidak hanya untuk kartu identitas anda ketika berada di luar negeri, tapi juga bisa menjadi alternative kartu identitas apabila ktp anda hilang atau sedang masa tenggang. Ia juga bisa menjadi penegas identitas diri antara anda yang sudah pernah bepergian ke luar negeri dan bagi yang belum. Cara membuatnya mudah, datang saja ke kantor Imigrasi terdekat. Siapkan fotokopi KTP sebagai lampiran formulir. Tips terbaik, datang ke kantor imigrasi sepagi mungkin, karena mendapatkan nomor urut awal lebih baik dibanding di urutan buncit. Berpakaian sebaik mungkin karena ada beberapa kantor imigrasi yang langsung mengambil foto anda untuk dipasang di passport. Isi formulir dengan baik dan benar, jangan lupa untuk memilih passport dengan jumlah halaman 24, karena kalau diisi dengan jumlah halaman 12 maka akan kejadian seperti teman saya yang ditahan di imigrasi karena dikira TKI (hehehe). Siapkan dana sekitar 500 ribu untuk pembuatan passport.
#2. Memilih Agensi Perjalanan
Agensi perjalanan tentu penting mengingat bagi anda yang pertama kali bepergian, bisa sangat membantu mengurusi tiket, kamar hotel dan resto. Tapi bagi anda yang bergaya bebas tentu tidak menyukai agensi perjalanan karena agen mengatur jadwal kunjungan yang anda impikan. Misal, anda ingin sekali berlama-lama di museum louvre tapi agensi perjalanan hanya mengatur 15 menit untuk berada disana. Belum lagi agensi perjalanan yang terlalu banyak menghabiskan waktu di outlet belanja untuk kepentingan agensi, pasti sangat menyebalkan. Tipsnya, carilah agensi perjalanan yang terjangkau namun juga mau diajak kompromi.
#3. Mengepack Barang Bawaan dengan Bijak
Oke, mungkin saya bukan Becky Bloomwood yang ribet membawa seabrek pakaian untuk dua hari di luar negeri. Mungkin hanya cukup membawa dua potong kaus, dua celana jeans, sandal, sepatu, sunglass, dan beberapa toiletries. Tapi sungguh itu semua belum cukup, selalu saja ada yang tertinggal, situasi ke depan yang tidak bisa dipastikan, dsb. Oleh karenanya, saya selalu berpegangan pada apa yang bisa dibawa dalam satu koper (koper ukuran sedang, bukan koper jumbo). Hanya ada beberapa barang yang memang tidak boleh terlewat diantaranya;
- Passport
- Credit Card (always a fairy godmother)
- Sunglass
Selain itu mungkin anda bisa mempertimbangkan kembali, tidak akan ada yang tahu kalau celana jeans yang anda bawa hanya satu.
#4. Ketahui Peraturan yang berlaku.
Tidak ada salahnya mengetahui peraturan yang berlaku di Negara tempat kita akan tuju, karena kalau tidak bisa jadi seperti saya yang membuang seluruh permen karet (ada sekitar 12 pak permet karet wrigleys) yang terpaksa di simpan di hotel karena kita akan menyeberang ke Singapore, menurut informasi satu permen karet di denda 100 dollar, jadi saya membuang semuanya dengan sedih. Ketahui juga ketika screening koper di bandara, jangan membawa cairan melebihi 100ml karena akan disita.
#5. Menukar uang cash.
Okay, maybe credit card is a fairy god mother, tapi tidak ada salahnya menukar uang rupiah anda ke denominasi setempat karena tidak mungkin membeli coklat panas di jalanan seharga lima ringgit menggunakan kartu kredit. Banyak sekali jajanan murah di pedestrian yang enak dan patut dibeli namun harus menggunakan uang cash. So jangan lewatkan ya.
Nantikan postingan saya yang lain tentang jalan-jalan ke Singapore dan Malaysia di bagian lainnya. Selamat berlibur.